“Fisik Bangunan Ditaksir Hanya Senilai Rp 60-80 Juta Per Unit”
Taliwang, KOBAR – Dugaan sarat ‘permainan’ dalam proyek pembangunan 100 unit Rumah Apung di Desa Labuan Lalar Kecamatan Taliwang, mengemuka lagi. Jika sebelumnya Anggota DPRD Sumbawa Barat, Ahmad SAg, mengindikasikan proyek yang didanai dari APBN sebesar Rp 19,1 miliar tersebut sarat penyimpangan, hal yang sama disampaikan warga setempat. Warga menilai pembangunan Rumah Apung, Proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KPUPR) tersebut, tidak hanya sarat ‘permainan’ tetapi terkesan dikerjakan asal jadi, dan tidak sesuai dengan nilai anggaran yang ditetapkan.
“Bayangkan, dari nilai total proyek sebesar Rp 19,1 miliar dengan jumlah pengerjaan 100 unit rumah, pihak pelaksana proyek hanya mengangarkan pekerjaannya sebesar Rp 60-80 juta dalam 1 unit pengerjaan rumah. Ini artinya ada sekitar Rp 7 miliar lebih anggaran yang diduga dimark-up,” tuding salah seorang warga yang meminta namanya untuk tidak dikorankan.
Selain itu pengerjaan proyek yang tidak mengutamakan kualitas jelas terlihat, utamanya di bagian tiang penyangga yang menjadi penopang utama bangunan rumah sudah mulai rusak akibat buruknya kualitas kayu yang digunakan.
“Kondisi ini tentu sangat membahayakan bagi masyarakat yang nantinya akan menempati perumahan itu,” ungkap warga itu lagi.
Tak cukup sampai disitu, warga bahkan banyak mendengar desas desus jika pada saatnya nanti peruntukan rumah itu akan diprioritaskan kepada orang-orang yang konon memiliki kedekatan dengan aparat penting di pemerintahan desa.
“Kami harap hal itu jangan sampai terjadi, apalagi sampai ada pungli. Kita lihat saja reaksi masyarakat jika seandainya itu terjadi. Kami tidak mengancam, tetapi hanya mengingatkan saja,” demikian warga itu menandaskan.
Sebelumnya, Anggota DPRD Sumbawa Barat, Ahmad SAg, tidak membantah adanya indikasi penyimpangan dalam proyek pembangunan Rumah Apung itu. Ia bahkan mengaku menerima informasi dimana pengerjaan proyek tidak dilaksanakan langsung oleh pemenang tender, tetapi oleh kontraktor pelaksana lainnya.
‘’Informasi lainnya, banyak ditemukan bahan dan material di sejumlah item pekerjaan yang tidak sesuai spek. Diantaranya, jenis kayu, ukuran rumah dan sejumlah item pekerjaan yang dipastikan tidak memenuhi syarat,” ungkap Ahmad.
Atas kondisi itu tambah Politisi Partai Demokrat ini menandakan ada kejanggalan dalam penggerjaannya. Syarat permainan dan penuh rekayasa.
“Kondisi itu bahkan diperparah dengan tidak pernah turunnya pemenang tender ke lokasi, untuk mengecek secara langsung kondisi maupun progres proyek yang dilaksanakan,” katanya.
Menurutnya, apabila indikasi penyimpangan proyek itu tidak segera disikapi maka akan berimplikasi terhadap kualitas proyek. Dan ini akan berimbas pada kerugian negara yang sangat besar. Untuk itu, ia meminta kepada pemerintah daerah untuk segera melakukan pemantauan agar proyek yang dibiayai dari uang rakyat tersebut, tidak sia-sia dan bisa dinikmati oleh masyarakat sesuai peruntukannya.
“Pemerintah harus turun. Kami juga tengah mengumpulkan data-data mengenai indikasi penyimpangan proyek itu untuk disampaikan ke menteri. Tak menutup kemungkinan akan kami sampaikan juga ke pihak hukum sebagai bahan laporan,” demikian Ahmad. (ktas)
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 55Ahmad: Sudah Tahu Lahan Bermasalah, Malah Proyek Jalan Terus Taliwang, KOBAR - Proyek Rumah Apung di Desa Labuan Lalar Kecamatan Taliwang pasca rampung dikerjakan tahun 2015 lalu, hingga kini belum juga ditempati. Pasalnya, lahan atau tanah tempat rumah apung itu berdiri konon masih dipersoalkan beberapa pihak. Informasi yang berkembang, lokasi pembangunan…
- 52Ahmad: Biarpun Proyek Pusat, Pemerintah Setempat Harus Tahu Taliwang, KOBAR - Proyek pembangunan Rumah Apung di Desa Labuan Lalar Kecamatan Taliwang ditengarai sarat penyimpangan. Proyek APBN bernilai sekitar Rp 20 Miliar tersebut bahkan diduga sarat rekayasa mulai dari proses penunjukan lokasi hingga tahapan pelaksanaan pembangunannya. Belakangan proyek program Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera)…
- 51Belakangan Proyek Rumah Apung, yang berlokasi di Desa Labuan Lalar Kecamatan Taliwang, menjadi sorotan publik. Program Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) RI, yang didanai APBN tersebut diduga sarat penyimpangan. Proyek yang menelan anggaran sekitar Rp 20 Miliar itu ditengarai pengerjaannya tidak dilaksanakan oleh pemenang tender, tetapi dilelang kembali ke sejumlah pemborong…
- 51Taliwang, KOBAR - Pembangunan pemecah gelombang untuk wilayah Labuhan Lalar yang telah dianggarkan sebesar Rp 1,5 miliar pada APBD 2015 telah resmi dicoret pada APBDP 2015, sehingga Warga Labuhan Lalar masih harus dihantui dengan gelombang pasang pada musim hujan mendatang. Tapi Syukurlah, Pemerintah Pusat tidak tinggal diam. Proyek pemecah gelombang di Desa…
- 48Keberadaan rumah apung di Desa Labuan Lalar Kecamatan Taliwang kembali disoal. Pasalnya, proyek yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2015 sebesar Rp 20 Miliar tersebut, hingga kini belum bisa dihuni. Terlebih, beredar rumor, bahwa tanah lokasi bangunan itu berdiri dipersoalkan pemiliknya. Menurut seorang wakil rakyat asal…
- 46“Dijadwalkan Akan Dihuni Pada Oktober 2016” Taliwang, KOBAR - Meski pengerjaannya telah rampung beberapa bulan lalu, nyatanya proyek Rumah Apung Labuan Lalar yang penganggarannya dibiayai dari APBN 2015 lalu, diindikasikan tidak mengedepankan kualitas. Pasalnya, saat ini fisik bangunan rumah itu sudah mulai menunjukkan kerusakan di beberapa bagian. Kepala Bagian Pemerintahan…