Brang Ene – Berbekal peralatan manual, dan pengelolaan seadanya, petani aren Desa Mataiyang Kecamatan Brang Ene Kabupaten Sumbawa Barat tetap eksis sampai saat ini. Namun disayangkan, ternyata belum pernah tersentuh oleh program stimulus ekonomi pemerintah daerah setempat.
A Rahman (47), petani aren Mataiyang dan beberapa orang temannya, mengemukakan, setiap harinya bisa menghasilkan 5 sampai dengan 10 Kg gula aren yang dikelola dengan pola manual, dan dikemas seadanya dengan menggunakan daun pisang, untuk bisa dijual dengan harga Rp 20.000 perKilogram.
“Kami hanya bisa menghasilkan segitu, karena kami hanya menggunakan peralatan seadanya secara turun temurun,” terangnya, kepada KOBAR.
Selain diyakini sebagai pemanis, gula aren juga mempunyai khasiat untuk mengobati berbagai penyakit, terutama untuk menambah stamina, karena mengandung ramuan kayu yang juga menjadi pewarna. Bukan hanya itu, sari bunga aren yang belum dikelola atau dimasak juga bisa langsung dikonsumsi karena diyakini sebagai minuman yang sehat dan menyegarkan.
Untuk bisa menghasilkan gula aren setiap harinya, Abdullah harus memanjat pohon aren untuk mengambil sari aren yang terdapat pada pucuk bunga aren, dan itu dilakukan dengan menggunakan bambu sepanjang 1 meter sebagai wadah untuk bisa mengisi sari aren tadi yang diletakkan dan didiamkan dari pagi hingga sore hari. Setelah mendapatkan sari bunga tersebut, untuk memasak sari aren, Abdullah menggunakan alat manual berupa tungku tanah selama berjam-jam. Setelah gula aren cair dan dipastikan masak, maka cairan gula aren yang sudah berwarna coklat kemerahan dimasukkan dalam cetakan yang telah disiapkan.
Di tempat yang sama, Kepala Desa Mataiyang, Mustafa saat dimintai keterangannya, mengemukakan, petani aren yang ada didesa itu merupakan profesi turun temurun yang sangat memungkinkan untuk dikembangkan dengan adanya bantuan atau suntikan anggaran dari pemerintah daerah.
“Iya, semuanya dilakukan secara manual, dan selama ini mereka tidak pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah daerah, padahal usaha itu bisa saja dikembangkan jika terdapat anggaran untuk merubah pola yang mereka lakukan ataupun dengan membuat kemasan yang lebih bagus,” ujarnya.
Seperti diketahui, pemerintah sumbawa barat saat ini mempunyai program stimulus ekonomi yang diperuntukkan buat usaha kecil dan menengah, untuk program tersebut Pemerintah Daerah dilaporkan telah menyiapkan dana sebesar 10 milyar di Bank Muamalat untuk dapat diakses oleh masyarakat, baik perorangan ataupun kelompok. Bahkan dalam rapat koordinasi yang digelar dalam menyiapkan anggaran tersebut, pemerintah daerah menegaskan bahwa dana yang terbatas tersebut harus diprioritas kepada usaha mikro dengan jumlah kredit tidak melebihi 5 juta.
Sementara itu, anggota DPRD KSB, Syafruddin mengakui, pengelolaan gula aren yang saat ini dilakukan oleh masyarakat mataiyang mempunyai potensi yang besar, apalagi kalau hal tersebut bisa disentuh oleh manajemen industri dan peralatan yang memadai.
“Kalau ini bisa digarap dengan baik melalui program stimulus ekonomi, maka program satu desa satu produk milik pemerintah daerah bisa sukses. Karena keunikan yang dimiliki gula aren, saya yakin bisa bersaing, apalagi kebutuhan gula aren ini semakin meningkat,” tandas Syafruddin, yang juga mantan manajer di salah satu hotel berbintang di Mataram. [us]
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 64“Ratusan Hektar Areal Hutan Digarap” Brang Ene, KOBAR - Aktifitas penanaman dan pengembangan tanaman jabon dan sengon, serta pengembangan sapi, yang dilakukan PT Segarang Alam Lestari (PTSAL) di Lang Lepok, Desa Mujahiddin, Kecamatan Brang Ene, diprotes warga. Pasalnya, perusahaan tersebut dianggap tak pernah melaporkan rencana kehadirannya kepada Pemerintah Desa setempat. “Mereka…
- 59Taliwang – Kepolisian Resor Sumbawa Barat mengemukakan tengah mulai melakukan penyidikan terhadap indikasi pelanggaran PT Akas yang belum lama ini telah dilaporkan oleh sejumlah warga setempat atas pembangunan konstruksi AMP di wilayah itu yang tidak melalui mekanisme aturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Kepolisian Resor Sumbawa Barat, AKBP Muhammad Surya Saputra, menerangkan,…
- 58Brang Ene – Tingginya curah hujan di beberapa wilayah belakangan ini, termasuk di wilayah Kecamatan Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat, ternyata mengakibatkan tergerusnya dua jembatan penghubung antara Desa Mura dan Desa Lampok. Salah satu tokoh pemuda Desa Mura, Tabrani (29), menjelaskan, tergerusnya dua jembatan tersebut, sangat berpotensi untuk memutus akses…
- 55Brang Ene, KOBAR - Keberadaan PT Anugerah Karya Agra Sentosa (PTAKAS), sebagai kontraktor pemegang beberapa proyek pemerintah daerah, yang bermarkas di Dusun Hijrah, Desa Mujahidin, Kecamatan Brang Ene, kembali dikeluhkan masyarakat setempat. Warga menuding bahwa pihak perusahaan tidak peka dengan keluhan yang sering disampaikan, bahkan perjanjian yang telah disepakati bersama pun…
- 55Taliwang, KOBAR - Semenjak Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) terbentuk 15 tahun silam hingga hari ini, sejumlah ruas jalan di Kecamatan Brang Ene dan Kecamatan Brang Rea tidak terpasang lampu Penerangan Jalan Umum (PJU), padahal hilir mudik manusia dan barang pada malam hari di wilayah tersebut non stop saban hari. Disamping…
- 51Taliwang, KOBAR - Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) akan melakukan beberapa langkah tepat guna dalam rangka mendukung dan mensukseskan penanaman jagung oleh masyarakat, karena tanpa langkah cepat dan tepat dari pemerintah, maka semangat masyarakat untuk menanam jagung pada lahan tidur akan surut. Salah satu opsi yang menjadi pemikiran pemerintah saat ini…